Home » , » Ancaman Dunia Internet

Ancaman Dunia Internet

Written By Unknown on Senin, 11 Mei 2009 | 05.04

Tahun 1997, kurang lebih 19 juta orang Amerika sudah menggunakan Internet. Menurut catatan Strategic Group (1999), jumlah pengguna Internet di AS bertambah tiga kali lipat hanya dalam jangka waktu setahun. Pada tahun 1999 jumlah pengguna Internet sudah melewati angka 100 juta.


Sampai sekarang pertumbuhan Internet masih tetap tinggi, paling tidak di AS. Bahkan setelah mengalami pertumbuhan luar biasa dalam waktu lima tahun terakhir, laju perkembangan Internet tetap tinggi. Pada kuartal pertama tahun 2000 saja, lebih dari lima juta pendatang baru Amerika masuk ke dunia online. Dengan kata lain, setiap hari dunia online ketambahan kurang lebih 55.000 user baru, 2.289 user setiap jam atau 38 user setiap menit.


MENGUNGGULI TELEVISI Media massa juga memberikan porsi cukup besar pada Internet. Sejalan dengan semakin popularnya Internet bagi masyarakat umum, media massa semakin banyak menulis mengenai Internet. Kata �Internet� sebelum tahun 1980- an sama sekali tidak dikenal. Menurut catatan Dow Jones News Retrieval (2000), pada tahun 1990 kata �Internet� digunakan sebanyak 346 kali di media massa AS. Pada tahun 1995 kata itu semakin banyak masuk dalam media massa, paling tidak ada 70.944 kali dikutip. Jumlah kutipan semakin bertambah dari tahun ke tahun, 219.866 tahun 1997, 529.343 tahun 1999, dan lebih dari 700.000 pada kuartal pertama tahun 2000. Perkembangan teknologi pendukung Internet ikut berkembang bagaikan perkembangan virus. Kapasitas Internet melalukan informasi meningkat dua kali lipat setiap 100 hari. Setiap hari content World Wide Web meningkat lebih dari 3,2 juta halaman baru dan lebih dari 715.000 citra. Email adalah layanan Internet yang paling dasar. Penggunaan e-mail berkembang pesat melebihi perkiraan sebelumnya. Jumlah electronic mailbox di seluruh dunia meningkat 84 persen mendekati angka 570 juta tahun 1999. Tahun 1998 US Postal Service mengirim 101 miliar surat kertas, tetapi diperkirakan pada selang waktu yang sama ada empat triliun pesan e-mail yang dikirimkan. Sedemikian pesatnya perkembangan Internet tidak bisa ditandingi oleh perkembangan teknologi komunikasi lainnya yang sudah lebih dulu ada. Di AS, mulai dari tersedianya teknologi listrik di pasaran, perlu waktu 46 tahun untuk bisa merasuk ke 30 persen rumah tangga. Teknologi telepon perlu waktu 38 tahun untuk masuk ke 30 rumah tinggal di AS, dan televisi perlu waktu 17 tahun untuk bias merasuk ke 30 persen rumah tangga. Tetapi Internet hanya perlu waktu tujuh tahun saja untuk mencapai 30 persen rumah-rumah di AS.


GENERASI INTERNET Pertumbuhan Internet yang begitu pesat mengkhawatirkan banyak ahli. Penetrasi teknologi Internet sedemikian pesat pasti akan berdampak pada sendisendi kehidupan manusia. Salah satu dampak Internet yang paling banyak dikhawatirkan adalah membuat manusia semakin individualis, hubungan sosial antarmanusia semakin renggang. Dampak lainnya adalah pada perkembangan anak-anak yang sekarang dengan bebasnya mengakses content pornografi dan content lainnya yang belum pantas mereka lihat. Dengan semakin banyak orang terhubung satu dengan lainnya, akan muncul kekhawatiran privasi akan terganggu, dampak Internet pada hubungan keluarga dan organisasi sosial dan kekhawatiran lainnya. �Internet mewakili pengembangan teknologi paling penting pada massa generasi kita. Dampaknya akan melebihi dampak dari TV dan kemungkinan, dalam beberapa puluh tahun ke depan akan mempengaruhi media massa cetak,� demikian pernyataan para ahli di University of California in Los Angeles (UCLA).


Melihat betapa besar dampak Internet bagi umat manusia, UCLA Center for Communication Policy membuat Pr yek penelitian jangka panjang di seluruh dunia untuk melihat perkembangan dan dampak Internet pada manusia dan kehidupannya. �Tujuan kami adalah menggali bagaimana Internet mempengaruhi ide dan perilaku sosial, politik, kultur, dan ekonomi, yang diukur melalui tingkah laku, nilai-nilai, dan persepsi Internet para penggunanya maupun bukan penggunanya,� demikian ungkap Jeffrey I. Cole, PhD, Direktur UCLA Center for Communication Policy yang juga adalah founder and organizer, World Internet Project. Ungkapan itu menjadi pengantar laporan hasil survey yang dilakukan oleh UCLA berjudul �Surveying the Digital Future.� Laporan pertama, dari studi jangka waktu empat tahun ini, berupa rangkuman hasil survei 2.096 rumah tangga di AS selama sembilan bulan yang kemudian dianalisis. Studi serupa akan dilakukan setiap tahun dan bukan hanya di AS tetapi juga di beberapa negara. Untuk studi tingkat dunia (World Internet Project), tahun pertama akan dilakukan di AS, Hongkong, Italia, Jepang, Singapura, Swedia, dan Taiwan pada tahun 2001. Kemudian akan ditambah 15 negara lainnya, di antaranya Cina, Australia, Jerman, Perancis, Inggris, Hongaria, Finlandia, Rusia, India, Brazil. Para ahli yang terlibat dalam proyek penelitian ini, paling tidak terdaftar sembilan peneliti, berharap hasil survei bisa berdampak luas pada proses pengambilan kebijakan oleh pemerintah, perencanaan perusahaan, dan penelitian sosial-budaya. Tidak seperti studi Internet lainnya yang pernah dilakukan apakah oleh pelaku bisnis, politik atau akademisi, �Surveying the Digital Future� berbeda. Proyek penelitian UCLA ini melihat dampak sosial dari Internet. Kebanyakan studi Internet mengolah data siapa yang online, berapa lama mereka online, dan apa yang mereka lakukan ketika online. Memang proyek ini juga mengumpulkan data seperti itu tetapi kemudian melihat dampak dari penggunaan teknologi dan menghubungkannya dengan perilaku. Studi pertama ini mencoba melacak pergeseran perilaku, kebiasaan, nilai-nilai, dan persepsi secara komprehensif. Proyek ini juga memfokuskan pada pengguna Internet dan bukan pengguna Internet. Data dikumpulkan setiap tahun sekali untuk melihat secara komprehensif dampak teknologi komunikasi ini dalam rangkaian beberapa tahun atau idealnya satu generasi. Studi ini selain didukung oleh pemerintah AS (The National Science Foundation) juga didukung oleh perusahaanperusahaan komersil. Bahkan ada beberapa adalah perusahaan yang saling bersaing. Perusahaan swasta yang terlibat antara lain American Online, Microsoft, Disney, Sony, Verizon, Pacific Bell, DirecTV, Merrill Lynch, Andersen Consulting, The National Cable Television Association.


ASOSIAL Hasilnya? Banyak kesimpulan yang menarik dari studi tahun pertama ini yang baru dilakukan di AS. Dalam tulisan ini akan dikutip beberapa kesimpulan menarik (dalam tulisan-tulisan mendatang akan diuraikan lebih rinci) dari studi ini. Temuan ini dikategorikan menjadi lima bidang yang luas yaitu


v Pengguna Internet dan bukan pengguna: siapa yang online, siapa yang tidak, apa yang dilakukan user ketika online?

v Kepercayaan dan penggunaan media

v Perilaku konsumen

v Pola komunikasi

v Dampak sosial dan psikologis



Hasil survei menunjukkan lebih dari dua per tiga orang Amerika sudah online dengan berbagai bentuk akses ke Internet (modem, kabel, broadband). Dari mereka yang online itu, sebanyak 50,7 persen berbelanja melalui Internet. Para pengguna Internet ini terbukti semakin jarang menonton TV dibandingkan mereka yang tidak menggunakan Internet sama sekali. Tetapi user maupun nonuser menghabiskan waktu yang kurang lebih sama berbicara di telepon, membaca buku, dan surat kabar. Tetapi user 28 persen (4,6 jam seminggu) lebih sedikit menonton TV dibandingkan non-user.


Salah satu kekhawatiran banyak orang akibat adanya Internet adalah hubungan social yang semakin longgar terutama antaranggota keluarga. Survei menyimpulkan hal sebaliknya. Sebanyak 47,1 dari mereka yang disurvei mengatakan mereka menghabiskan waktu paling tidak sehari dalam seminggu berinternet bersama anggota keluarga lainnya. Dan kurang lebih 91,8 persen responden mengatakan sejak ada koneksi Internet di rumah, anggota keluarga lebih banyak menghabiskan waktu bersamasama atau paling tidak sama seperti belum ada akses Internet di rumah. Mereka juga mengaku Internet menjadi katalisator untuk menciptakan dan memelihara persahabatan. Internet memberikan dampak positif meningkatkan kontak dan komunikasi dengan anggota keluarga atau teman. Internet menjadi media mencari teman baru. Sebagian responden mengaku memiliki sehabat online. Paling tidak hampir dua pertiga user dan hampir separuh non-user memiliki keyakinan teknologi komunikasi baru, termasuk Internet membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Mungkin perguruan tinggi terkemuka di Indonesia juga perlu membuat penelitian jangka panjang serupa untuk melihat dampak Internet pada kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya bangsa yang ingin bangkit dari kesulitan inI
Share this article :
 
Support : support@masterfreelance.com | +62 - 857 - 1061 - 2210 | 327E8DA0
Copyright © 2013. MasterFreelance Blog - All Rights Reserved
Jl. Satria 5 No 27 - 28
Bojong Nangka , Kelapa Dua - Tangerang
15821, Banten - Indonesia